Selasa, 18 Februari 2014

INDUSTRI RUMAHAN

INDUSTRI RUMAHAN
PENENTUAN Ph SECARA ALAMI

Oleh:
Nama   :Mashfufatul Zulaikha
No       :16
Kelas   :4 Kimia1

PROGRAM STUDI  KIMIA ANALIS
SMK N1 TEMANGGUNG
2013/2014


PENDAHULUAN

A.    Identitas Perusahaan
Nama jenis usaha        : Penentuan Ph secara alami
Alamat                                    : Nogo, Salamsari, Kedu, Temanggung.
Nama Pemilik              : Mashfufatul Zulaikha
Bentuk usaha              : Perorangan

B.     Visi dan Misi
Visi Perusahaan
a.       Terbaik dalam pelayanan jasa penelitian.
b.      Terkenal dengan kualitas pelayanan jasa yang berbeda.
c.       Terkemuka dan nomor satu di kabupaten Temanggung.

Misi Perusahaan
a.       Mewujudkan pelayanan jasa yang cepat tanggap.
b.      Mewujudkan keahlian dalam pnentuan Ph secara alami yang berkualitas.
c.       Mewujudkan daya tarik seluruh masyarakat untuk pelayanan jasa ini.

C.    Aktivitas Usaha
Menentukan Ph bermacam larutan.
Melayani pelayanan jasa konsumen dengan cepat.
Melayani  ke berbagai tempat.


DESKRIPSI USAHA


Latar Belakang

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power p (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif”.
Asam dan basa adalah sifat larutan yang ditentukan dari nilai pH atau tingkat keasaman. Menurut Svante Arrhenius, seorang ilmuwan Swedia, suatu larutan dapat digolongkan dalam larutan asam jika larutan tersebut dapat melepaskan ion H+ dalam air dalam proses yang disebut ionisasi. Reaksi yang ditimbulkan oleh larutan asam dalam air ini dapat ditulis sebagai berikut:
 HxZ                  xH+ + ZX-
dengan x adalah jumlah ion H+ yang dilepaskan. Contoh larutan asam adalah asam klorida (HCl). Asam klorida ini dapat ditemukan salah satunya di lambung, sebagai asam lambung. Reaksi asam klorida dalam proses ionisasi dapat ditulis sebagai HCl –> H+ + Cl-, dengan jumlah ion H+ yang dilepas 1.
Sedangkan larutan disebut basa jika larutan tersebut melepaskan ion OH- dalam proses ionisasi. Secara umum reaksi ionisasi larutan basa dapat ditulis sebagai berikut:
M(OH)x                        Mx+ + xOH-
 dengan x adalah jumlah ion OH- yang dilepaskan. Salah satu contoh larutan basa adalah natrium hidroksida atau soda kaustik. Natrium hidroksida banyak digunakan di bidang industri, contohnya industri sabun, deterjen, kertas, dan lain-lain. Reaksi ionisasi natrium hidroksida dapat ditulis sebagai NaOH –> Na+ + OH-, dengan jumlah ion OH- yang dilepas sejumlah 1.
Larutan yang memiliki nilai pH di bawah 7 digolongkan dalam larutan asam, sedangkan larutan yang memiliki nilai pH di atas 7 digolongkan dalam larutan basa. Larutan yang memiliki nilai pH persis 7 disebut larutan netral. Nilai pH memiliki rentang 1-14. Contoh larutan netral ini adalah air (H2O). Semakin kecil nilai pH, maka tingkat keasaman semakin kuat, begitu juga semakin besar nilai pH, maka tingkat kebasaan yang semakin kuat. Oleh karena itu ada istilah asam kuat dan basa kuat. Asam dengan nilai pH 1 disebut lebih kuat daripada asam dengan nilai pH 6, demikian basa dengan nilai pH 10 lebih kuat daripada basa dengan nilai pH 8.
Untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam atau basa secara umum, biasanya digunakan indikator asam-basa. Contoh indikator asam-basa paling sederhana adalah kertas lakmus merah dan biru. Mungkin beberapa dari kita pernah menonton iklan di televisi mengenai uji efektivitas suatu produk deodoran menggunakan kertas lakmus/litmus yang ditempelkan di bawah lengan. Nah, kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah jika kondisinya asam. Begitu pula kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru dalam kondisi basa.
Perbedaan indikator alami dan sintesis yaitu:
·         Indikator alami merupakan indikator yang berasal dari bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alami yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau. Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna yang memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Sedangkan
·         Indikator sintesis/buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, indikator universal, fenolptalin, dan metal jingga.
a.       Kelebihan inikator alami: mudah didapat, harganya terjangkau serta pada indikator tertentu akan berubah lebih dari satu warna ketika pengujian asam basa. Penggunaan bunga tapak dara sebagai tanaman yang sangat banyak sekali keberadaannya  di indonesia dan limbah kertas menjadikan kertas indikator asam-basa ini mempunyai banyak kelebihan. Selain itu akan dihasilkan pula kertas indikator asam-basa yang kualitasnya tidak jauh dari kertas lakmus namun jauh lebih murah. Murah karena bahannya mudah didapat serta terbuat dari limbah. Kekurangan: tidak dapat menentukan derajat keasaaman (pH).
b.      Indikator sintesis kebanyakan tersedia dalam keadaan siap pakai. Bahan lainnya adalah bahan kertas, kalau kertas lakmus menggunakan bubur kayu (wood pulp) sebagai bahan kertas, maka untuk pembuatan kertas indikator asam basa ini memanfaatkan bubur limbah kertas. Kelebihan indikator sistesis : dapat menentukan derajat keasaaman (pH) pada pengujian. Kekurangan : hanya memiliki satu perubahan warna ketika pengujian asam basa.

Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah seharusnya menyediakan indior sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman.


     Tujuan Pendirian Perusahaan
a.       Untuk melayani masyarakat.
b.      Membuka lapangan pekerjaan.
c.       Mengembangkan kerja sama dengan mitra bisnis.


ASPEK PEMASARAN

A.    Target pasar atau Konsumen
Yang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha ini bekerja dalam bidang jasa. Kegiatan jasa dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan   ini tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi.
Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga. Pesaing kita dari perusahaan  lainnya
B.     Konsep pemasaran
Pemasaran kami terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). untuk pelayanan jasa,  kami  mesti mensurvai para pesaing-pesaing kami. Misalnya saja, menentukan apa, 1 jenis terpopuler penelitian di di tempat lain. Nah, khusus, ke 1 itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru.


ASPEK MANAJEMEN

Dalam pendirian usaha ini tentunya membutuhkan pengelolaan , keuangan  dan tenaga pekerja yang baik agar hasil yang diharapkan dapat tercapai. Sebelum melakukan pengelolaan usaha, perlu disampaikan bentuk kepemilikan usaha.

Mengenai kebutuhan tenaga kerja adalah 9 orang dengan jam kerja dari mulai jam 09.00 s.d jam 16.00 dimana Bisnis ini dimiliki bersama dengan system bagi modal.
Bisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 9 orang tersebut
1 orang sebagai pengawas
5 orang bertugas meneliti bahan
  3 orang bertugas mengantar pesan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.
Dalam mempertimbangkan bentuk kepemilikan usaha yaitu peroangan (kerabat), maka bentuk organisasi manajeman atau pembagian tugas usaha sebagai berikut:
Tim manajemen dalam hal ini adalah sebagai berikut :

Manajer umum                                     : Mashfufatul Zulaikha
Manajer administrasi dan keuangan : Rikka Ade Tia Maelani
Manajer gudang dan barang              : Sri Mulyati
Karyawan                                              :
  • Rifki Kurniawan
  • Rizqy M Choerul Umam
  • Tintin Suhartini
  • Uyun Nurjaman
  • Yulia Rachman

           
ASPEK KEUANGAN

A.    Modal Usaha
Pada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dengan bagi modal yang terdiri dari 9 orang. Per orangnya mengeluarkan modal Rp 16.000. Jadi Modal awal kita sebesar  Rp.144.000.
No
Bahan
Satuan
Jumlah
1
Bahan
14
500.000
2
alat
7
7.500.000


B.     Aspek usaha dimasa yang akan datang
Melihat kondisi pasar dan perajin saat ini yang setiap waktu terjadi perubahan dari peminat khususnya pada produk kami. Kami bertekad untuk tetap memasarkan produk yang kamihasilkan. Untuk itu kami memasarkan produk yang kami hasilkan untuk itu kami utamakan di wilayah majalengka, sekolah dan took-toko lain.
Tidak hanya itu perusahaan kami juga tidak lepas dari pemasaran lewat internet misalkan di tokobagus.com, situs jejaring social  atau situs-situs yang banyak di akses oleh kalangan masyarakat.

ASPEK PENGOLAHAN
    Alat dan Bahan
Alat :
1.    Plat tetes                                      : 2 buah
2.    Pipet                                             : 2 buah
3.    Backer glas                                  : 4 buah
4.    Mortal                                          : 1 buah                      
5.    Alu                                               : 1 buah
6.    Tabung reaksi                               : 3 buah
7.    Rak tabung reaksi           
Bahan :
1.      Larutan kunyit
2.      Ekstrak bunga sepatu
3.      Air
4.      Hcl
5.      Aquades
6.      NaOH
7.      H2SO4
8.      11.  Larutan jeruk
9.      12. Minuman kemasan (Ale-ale)
10.  13. Air sabun
11.  14. Air gula
12.  15. Air sumur
13.  16. Air kapur
14.  17. Air sungai
18.  Larutan garam
19. Air kelapa
20.  Lakmus biru
21. Lakmus merah
22. Indikator universal

      Langkah kerja
CARA PEMBUATAN INDIKATOR ALAMI
1.Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Pilih beberapa helai mahkota bunga dari bunga sepatu bewarna merah.
Gerus dalam lumpang sampai halus
Tambah sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga merah tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikanwarna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.

2. Kunyit (Curcuma domestica)

Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kertas saring ke dalam gelas kimia
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tuaketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
Cara Pengecekan:

1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Menuangkan larutan penguji kedalam plat tetes.
3.      Menambahkan zat yang akan diuji kedalam larutan penguji kedalam plat tetes.
4.      Mengamati perubahan warna yang terjadi yang terjadi.
5.      Mencatat perubahan warna.
6.      Menentukan pH dan sifat zat.

        Pembahasan
                 Dalam percobaan kali ini saya menggunakan indikator alami. Indikator alami yang digunakan yaitu larutan kunyit dan bunga sepatu.  Sedangkan larutan-larutan yang diuji yaitu air jeruk, minuman ale-ale, larutan sabun, larutan gula, air sumur, air kapur, air hujan, H2SO4, air garam, air kelapa, NaOH, Hcl, dan aquades.Setelah melakukan pengamatan saya dapat menyimpulkan bahwa larutan yang saya uji tersebut bersifat asam atau basa.
                 Semua larutan yang diuji apabila dicampur dengan indikator penguji alami mengalami perubahan warna yang sesuai kriteria asam basa dapat disimpulkan sifat larutan tersebut. Jika perubahan warna menunjukan pH  1-7 maka larutan bersifat asam. Apabila pH 7- 14 maka larutan bersifat basa. Sedangkan larutan bersifat netral memiliki pH 7.
Setelah kami melakukan percobaan seperti yang tercantum pada langkah kerja, dari masing-masing larutan yang sudah diuji diperoleh hasil sebagai berikut :
a.       Jeruk
Pada larutan ini, setelah diuji dengan menggunakan larutan penguji Kunyit, Bunga, hasilnya berturut-turut yakni menunjukkan warna kuning, merah. Dari hasil tersebut dapat diketahui nilai pH nya yaitu 4. Menurut teori yang ada air jeruk termasuk dalam golongan larutan asam yang memiliki pH <7, dan hasil pengujian yang kami lakukan menunjukkan pH 4, yang berarti hasil sudah sesuai dengan teori yang ada.
b.      Minuman  (Ale-ale)
Minuman ale-ale diuji dengan indikator yang sama menunjukkan hasil sebagai berikut, kuning, merah. Hal tersebut menunjukkan bahwa minuman ale-ale memiliki pH 1 yang berarti bersifat asam.
c.       Air sabun
Saat menguji sifat asam basa air sabun dengan indikator yang sama dengan larutan jeruk, perubahan warna yang didapat yaitu, merah, merah muda. Saat dicampur dengan larutan kunyit berubah warna menjadi merah, hal tersebut dikarenakan warna dasar dari kunyit sendiri sangat pekat orange. Maka apabila ditambah dengan air sabun menjadi merah. Dan ketika diuji dengan bunga sepatu  merah perubahan warna merah muda hal tersebut kemungkinan karena warna dasar dari bunga tersebut merah. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa sabun bersifat basa dengan jumlah pH 9.
d.      Air kapur
Menguji air kapur dengan indikator yang sama didapatkan hasil perubahan warna saat dicampur dengan larutan kunyit yaitu berubah menjadi merah. sedangkan untuk indikator yang lainnya tidak mengalami perubahan warna.  Dari data tersebut maka air kapur bersifat netral yang memiliki pH 7.
e.      Air sungai
Ketika melakukan uji asam basa pada air sugai tidak ada perubahan warna yang terjadi. Hal tersebut dikarenakan air sungai bersifat netral dan memilki pH 7.
f.        Air garam
Sama halnya dengan pengujian air sungai, air garam yang diuji dengan indikator yang sama tidak mengalami perubahan warna. pH dari air garam ini yaitu 7 dan bersifat netral.
g.       Air kelapa
Air kelapa yang diuji dengan indikator yang sama dengan sebelumnya  menunjukkan sifat dari air kelapa adalah netral. Hal tersebut dikarenakan tidak terjadinya perubahan warna yang terjadi. Dan dinyatakan pH dari air kelapa adalah 7.
h.      Air gula
Air gula yang selama ini kita konsumsi sehari-hari tidak menunjukkan bersifat asam atau basa setelah diuji dengan indikator yang sama dengan larutan lainnya. Saat menguji tidak ditemukan perubahan warna yang terjadi,  maka air gula dikatakan netral yang memiliki ph 7.
i.         Aquades
Melakukan uji asam basa pada aquades menunjukan hasil yang sama dengan air gula. Tidak ada perubahan warna yang terjadi setelah aquades dicampur dengan indikator yang digunakan. Hal tersebut menunjukkan aquades bersifat netral.
j.        NaOH
Dilihat dari rumus kimia NaOH, sudah tampak bahwa NaOH bersifat basa. Kandungan OH didalamnya sangat mempengaruhi sifat basa. Hal tersebut terbukti setelah dilakukan uji larutan dengan indikator kunyit, bunga bersifat basa dengan pH rata-rata 9.
k.       H2SO4
Menguji H2SO4 dengan indikator yang sama dengan indikator yang digunakan untuk NaOH menunjukkan hasil perubahan warna berturu-turut yaitu, merah, merah. Dari data tersebut pH rata-rata yaitu 3, maka larutan ini bersifat asam.

        Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dengan indikator kunyit, bunga  dapat menyimpulkan bahwa :
a.      Larutan yang  bersifat asam : jeruk, minuman ale-ale, HCl, dan H2SO4.
b.      Larutan yang bersifat basa : air sabun dan NaOH
c.      Larutan yang bersifat netral yaitu : air garam, air kelapa, air sungai, aquades, air kapur, dan air gula.

      Penutup
Usaha kecil menengah merupakan usaha rumahan dengan modal pribadi dengan proses pengerjaannya dilakukan sederhana  dengan bermodalakan keterampilan.
Sehubungan dengan keterbatasan modal yang yang dimiliki perusahaan maka diharapakan ada bantuan modal dari pihak lain sehingga usaha kami bisa berkembang menjadi perusahaan yang besar yangdapat membantu mengurangi tingkat penggangguran di wilayah Temanggung terutama. Sehingga Temanggung menjadi kabupaten yang mandiri.


Temanggung, Februari 2014


Penyusun
                                                                                                                       

 Dokumentasi
pembuatan ekstrak bunga sebagai indikator

saat melakukan pengujian


  H.    Daftar Pustaka
Purba, Michael. Kurikulum 2004. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
http://dinaseptember.blogspot.com/2012/04/perhitungan-ph-larutan-dengan-beberapa.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar