INDUSTRI
RUMAHAN
PENENTUAN
Ph SECARA ALAMI
Oleh:
Nama :Mashfufatul Zulaikha
No
:16
Kelas :4 Kimia1
PROGRAM
STUDI KIMIA ANALIS
SMK
N1 TEMANGGUNG
2013/2014
PENDAHULUAN
A. Identitas Perusahaan
Nama jenis usaha : Penentuan
Ph secara alami
Alamat : Nogo, Salamsari, Kedu,
Temanggung.
Nama Pemilik : Mashfufatul
Zulaikha
Bentuk usaha :
Perorangan
B. Visi dan Misi
Visi Perusahaan
a.
Terbaik dalam pelayanan jasa penelitian.
b.
Terkenal dengan kualitas pelayanan jasa yang berbeda.
c.
Terkemuka dan nomor satu di kabupaten Temanggung.
Misi Perusahaan
a.
Mewujudkan pelayanan jasa yang cepat tanggap.
b.
Mewujudkan keahlian dalam pnentuan Ph secara alami yang berkualitas.
c.
Mewujudkan daya tarik seluruh masyarakat untuk pelayanan jasa ini.
C. Aktivitas Usaha
Menentukan Ph bermacam larutan.
Melayani pelayanan jasa konsumen dengan cepat.
Melayani ke berbagai tempat.
DESKRIPSI USAHA
Latar Belakang
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti
makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan
mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk power p
(pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula
yang merujuk pada kata potential. Jens
Norby
mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p
adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif”.
Asam dan basa adalah sifat larutan yang ditentukan dari
nilai pH atau tingkat keasaman. Menurut Svante Arrhenius, seorang ilmuwan Swedia, suatu
larutan dapat digolongkan dalam larutan asam jika larutan tersebut dapat
melepaskan ion H+ dalam air dalam proses yang disebut ionisasi.
Reaksi yang ditimbulkan oleh larutan asam dalam air ini dapat ditulis sebagai
berikut:

dengan x adalah jumlah ion H+ yang dilepaskan.
Contoh larutan asam adalah asam klorida (HCl). Asam klorida ini dapat ditemukan
salah satunya di lambung, sebagai asam lambung. Reaksi asam klorida dalam
proses ionisasi dapat ditulis sebagai HCl –> H+ + Cl-,
dengan jumlah ion H+ yang dilepas 1.
Sedangkan larutan disebut basa jika larutan tersebut
melepaskan ion OH- dalam proses ionisasi. Secara umum reaksi
ionisasi larutan basa dapat ditulis sebagai berikut:

dengan x adalah
jumlah ion OH- yang dilepaskan. Salah satu contoh larutan basa
adalah natrium hidroksida atau soda kaustik. Natrium hidroksida banyak
digunakan di bidang industri, contohnya industri sabun, deterjen, kertas, dan
lain-lain. Reaksi ionisasi natrium hidroksida dapat ditulis sebagai NaOH –> Na+ + OH-,
dengan jumlah ion OH- yang dilepas sejumlah 1.
Larutan yang memiliki nilai pH di bawah 7 digolongkan dalam
larutan asam, sedangkan larutan yang memiliki nilai pH di atas 7 digolongkan
dalam larutan basa. Larutan yang memiliki nilai pH persis 7 disebut larutan
netral. Nilai pH memiliki rentang 1-14. Contoh
larutan netral ini adalah air (H2O). Semakin kecil nilai pH, maka
tingkat keasaman semakin kuat, begitu juga semakin besar nilai pH, maka tingkat
kebasaan yang semakin kuat. Oleh karena itu ada istilah asam kuat dan basa
kuat. Asam dengan nilai pH 1 disebut lebih kuat daripada asam dengan nilai pH
6, demikian basa dengan nilai pH 10 lebih kuat daripada basa dengan nilai pH 8.
Untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam atau
basa secara umum, biasanya digunakan indikator asam-basa. Contoh indikator
asam-basa paling sederhana adalah kertas lakmus merah dan biru. Mungkin beberapa
dari kita pernah menonton iklan di televisi mengenai uji efektivitas suatu
produk deodoran menggunakan kertas lakmus/litmus yang ditempelkan di bawah
lengan. Nah, kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah jika
kondisinya asam. Begitu pula kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi
biru dalam kondisi basa.
Perbedaan
indikator alami dan sintesis yaitu:
·
Indikator
alami merupakan indikator yang berasal dari bahan-bahan alam yang dapat berubah
warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alami yang biasanya
dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok,
berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan. Perubahan warna
indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah
di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan
di dalam larutan basa akan berwarna hijau. Indikator asam-basa yang baik adalah
zat warna yang memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.
Sedangkan
·
Indikator
sintesis/buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium
atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang
terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, indikator universal, fenolptalin,
dan metal jingga.
a.
Kelebihan inikator alami: mudah
didapat, harganya terjangkau serta pada indikator tertentu akan berubah lebih
dari satu warna ketika pengujian asam basa. Penggunaan
bunga tapak dara sebagai tanaman yang sangat banyak sekali
keberadaannya di indonesia dan limbah
kertas menjadikan kertas indikator asam-basa ini mempunyai banyak kelebihan.
Selain itu akan dihasilkan pula kertas indikator asam-basa yang kualitasnya
tidak jauh dari kertas lakmus namun jauh lebih murah. Murah karena bahannya
mudah didapat serta terbuat dari limbah. Kekurangan: tidak dapat menentukan derajat keasaaman (pH).
b.
Indikator sintesis kebanyakan tersedia dalam keadaan siap pakai. Bahan lainnya
adalah bahan kertas, kalau kertas lakmus menggunakan bubur kayu (wood pulp) sebagai bahan kertas, maka
untuk pembuatan kertas indikator asam basa ini memanfaatkan bubur limbah
kertas. Kelebihan indikator
sistesis : dapat menentukan derajat keasaaman (pH) pada pengujian. Kekurangan : hanya memiliki satu
perubahan warna ketika pengujian asam basa.
Indikator yang sering digunakan
antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru.
Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan
asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam
pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman
diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah
seharusnya menyediakan indior sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada
kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh
karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap
berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain
berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman.
Tujuan Pendirian
Perusahaan
a. Untuk melayani masyarakat.
b. Membuka lapangan pekerjaan.
c. Mengembangkan kerja sama dengan
mitra bisnis.
ASPEK PEMASARAN
A. Target pasar
atau Konsumen
Yang
merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha
ini bekerja dalam bidang jasa. Kegiatan jasa dimulai apabila telah pesanan
telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan
ini tidak bekerja. Yang bekerja
sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan
administrasi.
Target
pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan
tenaga. Pesaing kita dari perusahaan lainnya
B. Konsep
pemasaran
Pemasaran
kami terdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). untuk pelayanan jasa, kami
mesti mensurvai para pesaing-pesaing kami. Misalnya saja, menentukan
apa, 1 jenis terpopuler penelitian di di tempat lain. Nah, khusus, ke 1 itu,
Anda mutlak menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri
untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah
kita menciptakan hal-hal yang baru.
ASPEK MANAJEMEN
Dalam pendirian usaha
ini tentunya membutuhkan pengelolaan , keuangan
dan tenaga pekerja yang baik agar hasil yang diharapkan dapat tercapai.
Sebelum melakukan pengelolaan usaha, perlu disampaikan bentuk kepemilikan usaha.
Mengenai kebutuhan tenaga kerja adalah 9 orang dengan jam kerja dari mulai
jam 09.00 s.d jam 16.00 dimana Bisnis
ini dimiliki bersama dengan system bagi modal.
Bisnis ini dikelola secara
bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 9
orang tersebut
1
orang sebagai pengawas
5
orang bertugas meneliti bahan
3 orang bertugas
mengantar pesan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.
Dalam
mempertimbangkan bentuk kepemilikan usaha yaitu peroangan (kerabat), maka
bentuk organisasi manajeman atau pembagian tugas usaha sebagai berikut:
Tim
manajemen dalam hal ini adalah sebagai berikut :
Manajer
umum : Mashfufatul Zulaikha
Manajer
administrasi dan keuangan : Rikka Ade
Tia Maelani
Manajer
gudang dan barang : Sri
Mulyati
Karyawan :
- Rifki Kurniawan
- Rizqy M Choerul Umam
- Tintin Suhartini
- Uyun Nurjaman
- Yulia Rachman
ASPEK
KEUANGAN
A.
Modal Usaha
Pada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dengan
bagi modal yang terdiri dari 9 orang. Per orangnya mengeluarkan modal Rp
16.000. Jadi Modal awal kita sebesar
Rp.144.000.
No
|
Bahan
|
Satuan
|
Jumlah
|
1
|
Bahan
|
14
|
500.000
|
2
|
alat
|
7
|
7.500.000
|
B.
Aspek usaha dimasa yang akan datang
Melihat kondisi pasar dan perajin
saat ini yang setiap waktu terjadi perubahan dari peminat khususnya pada produk
kami. Kami bertekad untuk tetap memasarkan produk yang kamihasilkan. Untuk itu
kami memasarkan produk yang kami hasilkan untuk itu kami utamakan di wilayah
majalengka, sekolah dan took-toko
lain.
Tidak hanya itu perusahaan kami juga
tidak lepas dari pemasaran lewat internet misalkan di tokobagus.com, situs jejaring
social atau situs-situs yang banyak di
akses oleh kalangan masyarakat.
ASPEK
PENGOLAHAN
Alat dan Bahan
Alat :
1. Plat tetes : 2 buah
2. Pipet : 2
buah
3. Backer glas : 4 buah
4. Mortal : 1
buah
5. Alu :
1 buah
6. Tabung reaksi : 3 buah
7. Rak tabung
reaksi
Bahan
:
1.
Larutan
kunyit
2.
Ekstrak
bunga sepatu
3.
Air
4.
Hcl
5.
Aquades
6.
NaOH
7.
H2SO4
8.
11. Larutan jeruk
9.
12.
Minuman kemasan (Ale-ale)
10.
13.
Air sabun
11.
14.
Air gula
12.
15.
Air sumur
13.
16.
Air kapur
14.
17.
Air sungai
18.
Larutan garam
19. Air kelapa
20.
Lakmus biru
21. Lakmus merah
22. Indikator universal
Langkah
kerja
CARA
PEMBUATAN INDIKATOR ALAMI
1.Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pilih beberapa helai mahkota bunga dari bunga sepatu bewarna merah.
Gerus dalam lumpang sampai halus
1.Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pilih beberapa helai mahkota bunga dari bunga sepatu bewarna merah.
Gerus dalam lumpang sampai halus
Tambah sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga merah tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikanwarna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2. Kunyit (Curcuma domestica)
Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kertas saring ke dalam gelas kimia
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tuaketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
Saring ekstrak mahkota bunga merah tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikanwarna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2. Kunyit (Curcuma domestica)
Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol menggunakan kertas saring ke dalam gelas kimia
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tuaketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.
Cara Pengecekan:
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Menuangkan larutan penguji kedalam plat tetes.
3.
Menambahkan zat yang akan diuji kedalam larutan penguji kedalam plat tetes.
4.
Mengamati perubahan warna yang terjadi yang terjadi.
5.
Mencatat perubahan warna.
6.
Menentukan pH dan sifat zat.
Pembahasan
Dalam percobaan kali ini saya
menggunakan indikator alami. Indikator alami yang digunakan yaitu larutan
kunyit dan bunga sepatu. Sedangkan
larutan-larutan yang diuji yaitu air jeruk, minuman ale-ale, larutan sabun,
larutan gula, air sumur, air kapur, air hujan, H2SO4, air garam, air
kelapa, NaOH, Hcl, dan aquades.Setelah melakukan pengamatan saya dapat
menyimpulkan bahwa larutan yang saya uji tersebut bersifat asam atau basa.
Semua larutan yang diuji
apabila dicampur dengan indikator penguji alami mengalami perubahan warna yang
sesuai kriteria asam basa dapat disimpulkan sifat larutan tersebut. Jika
perubahan warna menunjukan pH 1-7 maka
larutan bersifat asam. Apabila pH 7- 14 maka larutan bersifat basa. Sedangkan
larutan bersifat netral memiliki pH 7.
Setelah kami melakukan percobaan
seperti yang tercantum pada langkah kerja, dari masing-masing larutan yang
sudah diuji diperoleh hasil sebagai berikut :
a.
Jeruk
Pada larutan ini, setelah diuji
dengan menggunakan larutan penguji Kunyit, Bunga, hasilnya berturut-turut yakni
menunjukkan warna kuning, merah. Dari hasil tersebut dapat diketahui nilai pH
nya yaitu 4. Menurut teori yang ada air jeruk termasuk dalam golongan larutan
asam yang memiliki pH <7, dan hasil pengujian yang kami lakukan menunjukkan
pH 4, yang berarti hasil sudah sesuai dengan teori yang ada.
b.
Minuman (Ale-ale)
Minuman ale-ale diuji dengan
indikator yang sama menunjukkan hasil sebagai berikut, kuning, merah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa minuman ale-ale memiliki pH 1 yang berarti bersifat
asam.
c. Air sabun
Saat
menguji sifat asam basa air sabun dengan indikator yang sama dengan larutan
jeruk, perubahan warna yang didapat yaitu, merah, merah muda. Saat dicampur
dengan larutan kunyit berubah warna menjadi merah, hal tersebut dikarenakan
warna dasar dari kunyit sendiri sangat pekat orange. Maka apabila ditambah
dengan air sabun menjadi merah. Dan ketika diuji dengan bunga sepatu merah perubahan warna merah muda hal tersebut
kemungkinan karena warna dasar dari bunga tersebut merah. Dari data yang
diperoleh menunjukkan bahwa sabun bersifat basa dengan jumlah pH 9.
d. Air kapur
Menguji
air kapur dengan indikator yang sama didapatkan hasil perubahan warna saat
dicampur dengan larutan kunyit yaitu berubah menjadi merah. sedangkan untuk
indikator yang lainnya tidak mengalami perubahan warna. Dari data tersebut maka air kapur bersifat
netral yang memiliki pH 7.
e. Air sungai
Ketika
melakukan uji asam basa pada air sugai tidak ada perubahan warna yang terjadi.
Hal tersebut dikarenakan air sungai bersifat netral dan memilki pH 7.
f. Air garam
Sama
halnya dengan pengujian air sungai, air garam yang diuji dengan indikator yang
sama tidak mengalami perubahan warna. pH dari air garam ini yaitu 7 dan
bersifat netral.
g. Air kelapa
Air
kelapa yang diuji dengan indikator yang sama dengan sebelumnya menunjukkan sifat dari air kelapa adalah
netral. Hal tersebut dikarenakan tidak terjadinya perubahan warna yang terjadi.
Dan dinyatakan pH dari air kelapa adalah 7.
h. Air gula
Air
gula yang selama ini kita konsumsi sehari-hari tidak menunjukkan bersifat asam
atau basa setelah diuji dengan indikator yang sama dengan larutan lainnya. Saat
menguji tidak ditemukan perubahan warna yang terjadi, maka air gula dikatakan netral yang memiliki
ph 7.
i. Aquades
Melakukan
uji asam basa pada aquades menunjukan hasil yang sama dengan air gula. Tidak
ada perubahan warna yang terjadi setelah aquades dicampur dengan indikator yang
digunakan. Hal tersebut menunjukkan aquades bersifat netral.
j. NaOH
Dilihat
dari rumus kimia NaOH, sudah tampak bahwa NaOH bersifat basa. Kandungan OH
didalamnya sangat mempengaruhi sifat basa. Hal tersebut terbukti setelah
dilakukan uji larutan dengan indikator kunyit, bunga bersifat basa dengan pH
rata-rata 9.
k. H2SO4
Menguji
H2SO4 dengan indikator yang sama dengan indikator yang digunakan
untuk NaOH menunjukkan hasil perubahan warna berturu-turut yaitu, merah, merah.
Dari data tersebut pH rata-rata yaitu 3, maka larutan ini bersifat asam.
Kesimpulan
Dari
percobaan yang dilakukan dengan indikator kunyit, bunga dapat menyimpulkan bahwa :
a.
Larutan yang bersifat asam : jeruk,
minuman ale-ale, HCl, dan H2SO4.
b.
Larutan yang bersifat basa : air sabun dan NaOH
c.
Larutan yang bersifat netral yaitu : air garam, air kelapa, air sungai,
aquades, air kapur, dan air gula.
Penutup
Usaha kecil menengah merupakan usaha
rumahan dengan modal pribadi dengan proses pengerjaannya dilakukan
sederhana dengan bermodalakan
keterampilan.
Sehubungan dengan keterbatasan modal
yang yang dimiliki perusahaan maka diharapakan ada bantuan modal dari pihak
lain sehingga usaha kami bisa berkembang menjadi perusahaan yang besar
yangdapat membantu mengurangi tingkat penggangguran di wilayah Temanggung
terutama. Sehingga Temanggung menjadi kabupaten yang mandiri.
Temanggung,
Februari 2014
Penyusun
Dokumentasi
pembuatan
ekstrak bunga sebagai indikator
saat
melakukan pengujian
H.
Daftar Pustaka
Purba,
Michael. Kurikulum 2004. Kimia Untuk SMA
Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
http://dinaseptember.blogspot.com/2012/04/perhitungan-ph-larutan-dengan-beberapa.html
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar