Rabu, 25 Mei 2016

Pengepakan Hasil Pertanian






BAB I
PENDAHULUAN

Budidaya tanaman buah - buahan dan sayuran saat ini mendapatkan perhatian yang sangat intensif. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat Indonesia terhdap  tanaman buah – buahan  dan  sayuran  dalam  kehidupan  sehari – hari sangatlah tinggi, mengingat  bahwa sayur  dan buah adalah kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat Indonesai.
Dengan hal tersebut maka  menjadi tugas yang besar bagi para petani untuk dapat meningkatkan hasil produksi tanaman sayur dan buah - buahan , agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Hal – hal yang dapat diakukan salah   satunya adalah dengan meningkatkan kualitas alat – alat produksi pertanian (alsintan) yang digunakan selama   proses   budidaya   tersebut   berlangsung   sehinga   dapat   mengefisiensi waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan oleh petani, serta dapat meningkatkan hasil produksi. Oleh karena itu, maka pengetahuan tentang alat produksi pertanian (alsintan) perlu dilakukan, agar penggunaannya dapat segera diterapkan dengan baik, sehingga tujuan peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen dapat tercapai. Terutama pada pengemasan sayur dan buah – buahan.






















BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengemasan
            Pengemasan berfungsi untuk melindungi atau mencegah komoditi dari kerusakan mekanis, menciptakan daya tarik bagi konsumen dan memberikan nilai tambah produk serta memperpanjang daya simpan produk, sehingga dalam pengemasan harus dilakukan dengan hati - hati agar tehindar dari suhu dan kelembaban yang ekstrim (terlalu tinggi atau terlalu rendah), goncangan, getaran, gesekan dan tekanan yang tinggi terhadap kemasan hasil pertanian tersebut.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah kemasan harus memberi perlindungan terhadap sifat mudah rusak dari hasil pertanian yang menyangkut ukuran, bentuk kontruksi dan bahan yang dipakai. Kemasan harus cocok dengan kondisi pengankutan dan harus dapat diterima oleh konsumen. Harga dan tipe / bentuk kemasan harus sesuai dengan nilai hasil pertanian yang dikemas. Di Indonesia pengemasan hasil pertanian pada umumnya menggunakan keranjang, karung, dus, karton dan plastik.
Tiga kategori yang biasa dipergunakan dalam penentuan kemasan adalah :
Kemasan konsumen  atau  unit  packaging  (kemasan primer) yaitu kemasan yang digunakan membungkus yang diterima langsung konsumen. Bahan kemasan yang biasa digunakan kertas  atau  kantong plastik polyetilen (PE). Selain itu, juga dapat digunakan plastik film PVC atau  PE dalam sistem Modified Atmosphere Packaging (MAP). Secara tradisional di Indonesia juga biasa digunakan berbagai dedaunan segar atau kering untuk kemasan konsumen ini.
Kemasan transportasi (kemasan sekunder) yaitu kemasan yang digunakan untuk menyatukan beberapa kemasan konsumen yang digunakan untuk melindungi dan memudahkan dalam penanganan (handling). Biasanya kemasan ini dipergunakan oleh pedagang retail berbentuk kotak - kotak tertutup dari kayu, corrugated atau solid fibreboard dan kantong plastik atau kertas dengan berbagai susunan dan bentuk.
Kemasan pengisi (kemasan tersier), merupakan bagian dari kemasan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan antar sayur selama penanganan dan untuk menghindari guncangan selama transportasi dan distribusi. Jenis bahan yang biasa digunakan sebagai bahan pengisi, misalnya : potongan dedaunan kering, jerami, kertas serta bahan khusus lainnya (stereofoam) dibuat dengan bentuk dan ukuran disesuaikan dengan produk (Wiguna,2012).

2.2 Ciri buah-buahan dan sayuran Segar
Buah-buahan dan sayuran merupakan produk pangan yang cepat rusak (perishable). Segera setelah dipetik atau dipanen, buah-buahan dan sayuran masih melakukan aktivitas respirasi. Dalam sistem tertutup akan terjadi penurunan kadar O2 peningkatkan kadar CO2, akumulasi uap air, dan penumpukan panas, sehingga, perlu teknologi pengemasan yang khusus. Peristiwa respirasi merupakan awal dari teknologi baru yaitu penyimpanan dan pengemasan atmosfir termodifikasi atau Modified Atmosphere Packaging (MAP)
Dalam sistem pengemasan Produk-produk hortikultura Map pasif berarti pemanfaatan gas-gas yang digunakan dan diproduksi dalam proses respirasi, yaitu oksigen dan karbon-dioksida, sehingga diperoleh kondisi atmosfir yang sesuai dalam sistem pengemasan menggunakan bahan pengemas plastik tertentu. MAP aktif berarti menggantikan atmosfir di dalam kemasan dengan kombinasi gas - gas sesuai kebutuhan.

2.3 Sejarah aplikasi MAP/CAP
Pada tahuan 1930 – 1940-an buah apel segar dan pear disimpan dalam gudang tertutup rapat (kedap). Respirasi alamiah dari buah-buahan tersebut menurunkan jumlah oksigen dan menaikkan jumlah karbon-dioksida dalam gudang tersebut, sehingga respirasi melambat. Hasilnya, buah apel dapat dikonsumsi sampai enam bulan kemudian setelah dipanen (yaitu sekitar dua kali lebih lama jika disimpan pada suhu rendah).
Pada tahun limapuluhan ilmuwan-ilmuwan dari Whirlpool Corporation mengembangkan metode untuk mengontrol atmosfir di sekitar daging, buah-buahan dan sayuran pada penyimpanan suhu dingin. Konsep tersebut disebut TECTROL (Total Environmental Control) dengan menerapkan pengunakan pembakaran gas untuk mengurangi jumlah oksigen (tapi menghindari kehilangan oksigen total) serta menggunakan bahan-bahan untuk mengurangi kelebihan karbon-dioksida. Sampai pertengahan tahun enampuluhan, ratusan gudang-gudang penyimpanan apel dan pear di seluruh dunia dilengkapi dengan sistemTECTROL dengan tujuan untuk memperpanjang masas simpan buah-buahan tersebut. Kemudian sistem TECTROL diaplikasikan pada sisten transportasi buah-buahan dan sayuran, sehingga lahir sistem TECTROL – TRANSFRESH.

2.4 TECTROL – TRANSFRESH
Digunakan pelapis polietilen pada alat pengangkut seperti truk atau gerbong kereta api untuk memerangkap gas dan mengontrol komposisi gas. Kini sistem TECTROL – TRANSFRESH digunakan untuk mengirim kemasan kemasan besar sayuran segar ke hotelhotel, restoran, dan pasar-pasar ritel.

2.5 Pengemasan Vakum Untuk Buah – Buahan dan Sayuran
Produk sayuran dan buah-buahan yang cocok dikemas dengan kemas vakum adalah :

·         Sayuran potongan
Masa simpan 2 -3 kali lebih lama, 21 hari pada suhu rendah, dan 6 bulan pada suhu beku.
·         Aplikasi lain dari pengemasan vakum untuk buah-buahan
Pisang yang dikemas dalam kantong plastik yang divakumkan sekitar 300 mmHg dan disimpan pada suhu 17 0C matang lebih lambat 4 – 6 minggu.
Bahan pengemas plastik yang digunakan pada pengemasan vakum adalah laminat nilon-polietilen/aluminium foil, seperti PE daya kelim dengan panas kuat ,transmisi uap air rendah dan Nylon memberi kekuatan barrier terhadap O2 (Haryadi, 2007).































BAB 3
PEMBAHASAN

Pilihan map yang paling layak MAP aktif lebih banyak dipilih dengan alasan kemampuan untuk mengatur kombinasi atmosfir sebagai hasil respirasi alamiah terbatas. Metode map aktif :
1.      Mengeluarkan atmosfir dari kemasan.
2.      Menggantikan atmosfir yang dikeluarkan dengan campuran gas-gas yang diinginkan sesuai kebutuhan.
3.      Melakukan penyesuaian komposisi dengan menambahkan bahan penyerap untuk menghindari kelebihan gas-gas atau untuk menghilangkan gas yang tidak diinginkanseperti etilen.
                                                                                                                   

Peran MAP dalam pengepakan adalah ketika semua bahan segar masih hidup dan harus melakukan pembakaran agar tetap hidup / respirasi. Dalam respirasi terjadi oksidasi cadangan makanan dalam hal ini umumnya gula untuk menghasilkan energi, CO2, dan air. Energi berfungsi untuk melanjutkan proses kehidupan sedangkan CO2 dan air  merupakan hasil buangan. Jika produk dikemas dalam kantung plastik, respirasi akan mengurangi jumlah oksigen dalam kantung tersebut, sementara karbon-dioksida akan meningkat. Dengan demikian tantangan dalam MAP adalah mensinkronkan pengurangan oksigen dan produksi karbondioksida dengan permeabilitas kemasan sehingga diperoleh kompossisi kedua gas yang bermanfaat bagi bahan yang disimpan.
Kombinasi O2 : CO2 untuk setiap produk berbeda – beda.
Contoh : Perbandingan O2 : CO2 yang optimum
·         Brokoli           :  5  :  2
·         Asparagus      : 10 : 10
·         Pear                :  2  : 2
Juga bergantung pada varietas, genotip, lokasi, tingkat kematangan, dan faktor-faktor lain. Hal yang perlu diperhatikan yaitu kombinasi O2 : CO2 yang diinginkan harus dicapai dalam waktu kurang dari 2 hari, jangan sampai terjadi kelebihan CO2 (sebaiknya tidak lebih dari 10 %) karena dapat memicu metabolisme yang bersifat fermentatif, dan Jangan sampai terjadi konsentrasi O2 yang terlalu rendah (sebaiknya antara 3 – 5 %) karena dapat memicu respirasi anaerobik. Cara menghindari kelebihan CO2 yaitu dengan bahan pengikat CO2 (Carbon dioxide absorber).
Hal – hal yang terjadi dengan penerapan MAP yaitu Laju respirasi diperlambat, Produk dipaksa “TIDUR”, Masa simpan akan lebih lama (menyamai jika produk disimpan pada suhu dingin seperti biasa), Peningkatan kadar CO2 menurunkan sensitivitas produk terhadap etilen, Biosintesis dan mekanisme kerja etilen dihambat, Mengurangi kerusakan karena aktivitas mikroorganisme, Menghambat perubahan warna hijau menjadi kuning dengan menghambat degradasi klorofilm, Mempertahankan mutu gizi (khususnya vitamin C dan Vitamin A) dan citarasa produk, Memerlambat degradasi membran sel-sel, dan Mencegah perubahan warna bagian produk bekas potongan.





Kelemahan MAP yaitu mahal (dua kali lipat pengemasan vakum), dari segi volume kemasan dua sampai tiga kali lebih besar dari teknik pengemasan lain sehingga banyak mengambil tempat. Agar lebih efektif, harus selalu dikombinasikan dengan penerapan suhu rendah.
Komoditi yang kurang cocok dengan sistem map yaitu :
1.      Wortel
Pada konsentrasi 5-10 % O2 dan 2,5-6 % CO2 terserang kapang dan terjadi pertunasan.
2.      Terung
Pada konsentrasi 5-12 % CO2 menyebabkan browning dan chilling injury.

Plastik yang banyak digunakan pada umumnya, LDPE (low density polyethylene), PVC (poly vinyl chloride), PP (poly propylene), PS (poly styrene), PVDC (polyvinylidene chloride), dan Poliester. Pertimbangan dalam memilih jenis plastik yang digunakan dalam map adalah Permeabilitas terhadap gas (gas barrier), Laju transmisi uap air (water vapour barrier), Sifat-sifat fisik, Transparansi (kebeningan), Antifog/anti-mist (anti pengembunan), dan Daya kelim. Dikembangkan jenis plastik baru yang dibuat khusus untuk MAP/CAP.
Teknologi proses pembuatan plastik untuk map/cap :
1.      Plastik dengan Laju Transmisi Oksigen yang sesuai (rendah, medium, tinggi)
2.      Teknologi Metallocene untuk menghasilkan plastik dengan laju transmisi oksigen tinggi, laju tyransmisi uap air rendah, transparansi/kejernihan tinggi, lebih kuat, dan dapat dikelim pada suhu rendah tapi memiliki daya kelim kuat
3.      Teknologi Microperforated and Microporous Films, yang memungkinkan pertukaran/keseimbangan O2/CO2 yang lebih cepat dari plastik biasa
4.      Teknologi Customizable Packaging Materials plastik yang memungkinkan laju transmisi oksigen plastik meningkat dengan meningkatnya suhu
5.      Teknologi Antifog, yang dapat mencegah terjadinya akumulasi uap air di bagian dalam kemasan plastik






























BAB IV
KESIMPULAN

Modified Atmosphere Packaging (MAP) dalam pengepakan ketika semua bahan segar masih hidup dan harus melakukan pembakaran agar tetap hidup / respirasi. Dalam respirasi terjadi oksidasi cadangan makanan dalam hal ini umumnya gula untuk menghasilkan energi, CO2, dan air. Energi berfungsi untuk melanjutkan proses kehidupan sedangkan CO2 dan air  merupakan hasil buangan. Jika produk dikemas dalam kantung plastik, respirasi akan mengurangi jumlah oksigen dalam kantung tersebut, sementara karbon-dioksida akan meningkat. MAP sangat berperan dalam mensinkronkan pengurangan oksigen dan produksi karbondioksida dengan permeabilitas kemasan sehingga diperoleh kompossisi kedua gas yang bermanfaat bagi bahan yang disimpan.



























DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, Yadi. 2007. Pengemasan Buah Buahan dan Sayuran Segar. Bogor :          Institut Pertanian Bogor.

Wiguna, Adid. 2015. Pasca Panen Hasil Pertanian. :http: // adidwiguna. blogspot.  co. id / 2015 / 02 /pasca-panen-hasil-pertanian. html (Diunduh 24 Mei  2016.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar