Senin, 03 Oktober 2016

MAKALAH TBT BUAH BUDIDAYA TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)



MAKALAH TBT BUAH
BUDIDAYA TANAMAN MENTIMUN
(Cucumis sativus L.)


Oleh  :
Kelas A
Mashfufatul Zulaikha                             (1410401031)
              Ulfi Setyaningrum                                   (1410401047)
                                      Muhammad Cahyo Purnomo                  (1410401071)
                          Siti Hadiyanti Arifah                               (1410401037)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Mentimun (Cucumis sativus Linn.) merupakan salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam bentuk segar. Selain dimanfaatkan dalam bentuk buah segar yaitu sebagai lalap, asinan, acar dan salad, mentimun juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan indusrti (kosmetika dan obatobatan) (Sumpena, 2001). Menurut Astawan, (2008) pada mentimun terdapatsenyawa kukurbitasin, yang memiliki aktifitas antitumor, selain itu dalam biji mentimun terdapat senyawa Conjugated Linoleic Acid (CLA) yang bersifat sebagai antioksidan yang dapat mencegah kerusakan tubuh akibat radikal bebas.

Produksi mentimun Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 – 4,8 ton/ha, padahal potensinya dapat mencapai 20 ton/ha terutama jika menanam varietas hibrida. Varietas hibrida dapat menghasilkan produksi buah yang lebih tinggi daripada varietas lokal karena pertumbuhan mentimun hibrida bersifat seragam, relatif tahan terhadap penyakit terutama virus, dan produksinya hingga diatas 2 kg per pohon. Namun produksi mentimun hibrida hanya maksimal jika ditanam di lahan pada ketinggian 1.000-1.200 meter dpl (Rukmana, 1994).













BAB 2
PEMBAHASAN
       A.    Mentimun (Cucumis sativus Linn.)

Mentimum adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampirsetiap negara. Tanaman ini berasal dari Himalaya di Asia Utara. Saat ini, budidayamentimum sudah meluas ke seluruh dunia baik daerah tropis atau subtropis. DiIndonesia mentimun memiliki berbagai nama daerah seperti timun (Jawa), bonteng(Jawa Barat), temon atau antemon (Madura), ktimun atau antimun (Bali), hantimun(Lampung) dan timon (Aceh) (Rukmana 1994).

Klasifikasi botani tanaman mentimun adalah sebagai berikut:

Divisi                                       : Spermatophyta
Sub divisi                                : Angiospermae
Kelas                                       : Dicotyledonae
Ordo                                        : Cucurbitales
Famili                                      : Cucurbitaceae
Genus                                      : Cucumis
Spesies                                    : Cucumis sativus L.

Mentimun merupakan tanaman setahun yang tumbuh menjalar, dengan sistem perakaran dangkal. Batang tanaman mentimun memiliki panjang 1-3 m dengan suluryang tidak bercabang. Daun bulat segitiga, agak berbentuk jantung, lebar 7-25 cm danpermukaan kasar karena adanya rambut-rambut di permukaan daun, panjang tangkaidaun 5-15 cm. Bunga berwarna kuning berbentuk lonceng (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).

Menurut data dari Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikutura pada tahun 1991, luas areal panen mentimum nasional 55.792 ha dengan produksi 268.201ton. Pada tahun 1994 luas panen menurun menjadi 53.438 ha dengan pengingkatan produksi menjadi 280.934 ton. Sedangkan pada tahun 1999 luas panen menurunmenjadi 52.787 ha, namun produksi mengalami peningkatan menjadi 489.490 tonSebagian besar produksi mentimun di Indonesia diproduksi di Pulau Jawa yaitusebesar 65.57%, beberapa daerah lain yang juga menjadi sentra penanaman mentimun adalah Aceh dan Bengkulu (Sumpena, 2001).

Mentimun mengandung mineral-mineral yang penting bagi tubuh seperti kalsium, fosfor, kalium dan besi. Selain itu juga mengandung vitamin A, B dan C.Mentimun muda dijadikan sayuran mentah atau bahan makanan yang diawetkan seperti acar. Buah mentimum dimanfaatkan untuk perawatan kecantikan dan untuk pengobatan tradisional untuk memperlancar buang air kecil dan menurunkan tekanan darah tinggi (Warintek, 2007).

Menurut Astawan (2008) mentimun memiliki senyawa kukurbitasin, senyawa yang memiliki aktifitas anti tumor, selain itu dalam biji mentimun juga terdapat senyawa Conjugated Linoleic Acid (CLA) yang bersifat sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan tubuh akibat radikal bebas. Mentimun juga mengandung asam malonat yang berfungsi menekan gula darah agar tidak berubah menjadi lemak, baik untuk menurunkan berat badan.

B.    Teknik Budidaya Tanaman Mentimun

1)    Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m(2 Ha). Dengan tempat yang stategis dan akses air yang mudah. Tujuan penyiapan lahan adalah untuk memudahkan dalam pengolahan tanah. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membersihkan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan dari rumput-rumput liar dan sisa-sisa tanaman tidak berguna agar tidak menjadi sarang penyakit.

2)    Pengolahan tanah dan Pembuatan Guludan
Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah dengan cara di cangkul sedalam 30 cm, dengan menggunakan Tenaga Kerja Manusia. Tanah yang diolah terlebih akan memudahkan akar masuk ke dalam permukaan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Bersamaan dengan waktu pengolahan tanah dilakukan pembuatan guludan dengan ukuran lebar 60 cm, panjang 30 m, tinggi 30 cm dan lebar parit adalah 80 cm. Setelah terbentuk guludan taburkan pupuk dasar Phonska 500 kg/Ha diatas guludan secara merata. Kemudian tutup pupuk tersebut dengan cara membalikan tanah sambil di gembur-gemburkan lalu guludan dirapihkan kembali.

3)    Pembuatan jarak tanam dan Lubang tanam
Setelah pengolahan lahan selesai dilakukan tahap selanjutnya yaitu pembuatan jarak tanam ukuran 30 cm x 140 cm (jarak dalam barisan x jarak antar guludan) dan lubang tanam dengan cara ditugal sedalam 3 – 5 cm.


4)    Penyiapan benih
Benih mentimun disiapkan sebelum penanaman. Benih mentimun (Cucumis sativus L) yang digunakan merupakan benih yang baik.
Ciri – ciri benih yang baik :
a.       Benih murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran
b.      Besar biji seragam dan bernas
c.        Daya kecambah tinggi > 85%
d.      Resisten terhadap suatu hama dan penyakit
Benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m(2 Ha) ± 80 bungkus dengan isi per bungkusnya 800 biji.

5)    Penanaman
Penanaman mentimun dilakukan pada pagi hari dengan sistem Tabela (Tanam Benih Langsung) di lahan pertanaman. Setelah menentukan jarak tanam dan di buat lubang tanam, segera tanamkan benih mentimun ke dalam lubang tanam dengan jumlah 2 biji/lubang tanam, namun hanya 1 bibit tanaman yang dipelihara karena bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan tanaman (penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompos dengan dosis 500  kg/Ha hingga hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 25 kg/Ha. Lalu siram tanah dengan air hingga cukup basah.

6)    Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis pada tanaman mentimun meliputi kegiatan :
a.     Penyiraman/Pengairan
b.     Penyulaman
c.     Pembumbunan
d.     Pemupukan susulan
e.     Pemasangan turus
f.      Pengikatan sulur tanaman
g.     Pengendalian gulma (penyiangan)
h.     Pengendalian Hama dan Penyakit

a.     Penyiraman/Pengairan
Penyiraman pada tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara di embrat dan di leb. Pengairan dengan cara di embrat dilakukan rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) terutama pada fase awal pertumbuhan yaitu mulai saat setelah penanaman sampai berumur ± 10 hst, agar kebutuhan airnya mencukupi, dan agar tanamannya tumbuh segar dan bersih.
Sedangkan pengairan berikutnya dilakukan dengan cara di leb yaitu dengan menggenangkan air ke parit-parit hingga cukup membasahi guludan dan rutin dilakukan 2 hari sekali sampai saat panen, agar kebutuhan air tanah tetap memadai. Karena jika pada fase pembungaan dan pembuahan kekurangan air akan menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok).

b.     Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 5 – 7 hst atau seawal mungkin, dengan cara mencabut bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang sehat dan bagus. Tujuannya agar selang waktu pertumbuhan tanamaman sulaman dengan tanaman terdahulu tidak terlalu jauh sehingga tanaman tampak seragam, dan juga untuk mempertahankan populasi tanaman perluas lahan.

c.     Pembumbunan
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur ±9 hst, dengan cara menambahkan tanah lumpur pada lubang tanam hingga menutupi akar tanaman. Tujuan pembumbunan yaitu agar tanaman mentimun tidak mudah rebah saat terkena angin kencang, serta perakarannya kuat.


d.     Pemupukan susulan
Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan melihat pertumbuhan tanaman baik vegetatif  maupun generatif.  Pemupukan susulan mentimun dilakukan 4 kali secara bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara 25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha. Setelah tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter air).Pemupukan susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun pada fase ini di beri tambahan pupuk supracal dengan dosis 20 kg/ha, nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha, karena untuk merangsang pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.

e.     Pemasangan turus
Pemasangan turus lanjaran dilakukan untuk proses perambatan tanaman yaitu pada saat tanaman berumur ±15 hst, dengan cara menancapkan turus di sebelah kanan dan kiri lubang tanam, lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi turus berbentuk segitiga. Kegunaan turus bagi tanaman yaitu sebagai media untuk merambatnya tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai tempat penopang buah yang letaknya bergelantungan.

f.      Pengikatan sulur tanaman
Pengikatan sulur tanaman dilakukan dengan cara mengikatkan sulur tanaman pada turus menggunakan alang-alang. Kegiatan ini dimaksudkan agar perambatan sulur tanaman mntimun teratur mengikuti jalur turus sehingga memudahkan pemeliharaan selanjutnya.
g.     Pengendalian gulma (penyiangan)
Setelah tanaman berumur ±18 hst dilakukan pengendalian gulma dengan cara rumput-rumput disabit lalu rumput sisa sabitan ditutup dengan tanah lumpur hingga menutupi tanah guludan. Tujuannya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi persaingan untuk mendapatkan unsur hara, serta agar tumbuh akar-akar baru pada tanaman mentimun.




h.     Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
a)    Oteng-oteng (Aulocophora similer Oliver)
-             Ciri-ciri              : Berapa kumbang daun kecil yang panjangnya  ±1 cm,bersayap warna kuning polos dan mengkilap.
-             Gejala               : Merusak dan memakan daging daun, sehinggadaun bolong-bolong dan pada serangan berat daun akan tinggal tulang daunnya saja.
-       Pengendalian      : Dengan melakukan pergiliran tanaman. Waktu    tanam yang serempak (bersama) dan disemprot dengan insektisida seperti Confidor 50 WP dosis 2 bungkus/hektar (1 bks = 100gr) dalam satu kali penyemprotan.

b)    Ulat grayak (Spodoptera litura)
-        Ciri - ciri       : Ulat muda hijau kehitam-hitaman dengan garis hitam melintang di bagian kepala, ulat dewasa berwarna lebih kehitaman dengan garis membujur berwarna kuning di sepanjang tubuh di bagian samping disertai bintik hitam.
-       Gejala           : serangan ringan mengakibatkan daun-daunberlubangbekas gigitan ulat, sedangkan serangan beratdapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul.
-    Pengendalian     :Sanitasi lahan, melakukan rotasi tanaman serta di semprot dengan menggunakan Atabron 50 EC dosis 1 botol/hektar (1 btl = 200 ml) dalam  satu kali penyemprotan.

c)     Tikus (Rattus-rattus Sp)
-         Ciri - ciri            : panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270mm - 370mm. Memakan segala jenis tanaman baik yanglahan pertanaman maupun yang di gudang, Aktif pada  malam hari, Warna badan kelabu gelap, sedang bagiandada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
-        Gejala                : terdapat bekas gigitan tikus pada buah yang diserang.
-        Pencegahan        : dengan memasang plastik hama disekeliling lahan pertanaman.
-       Pengendalian        : dengan cara sanitasi lahan,dan disemprot dengan Koping plus dengan dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.

Penyakit
a)    Penyakit tepung (Powdery mildew)
-         Penyebab         : Cendawan Erysiphe cichoracearum DC
-         Gejala             : Pada daun dan batang tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung. Kemudian berubah menjadi warna kuning akhirnya kering dan mati.

-      Pengendalian   : Secara kultur teknis menanam benih yang resisten dan mencabut tanaman yang terserang cukup parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan Winggran dengan dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.

b)    Penyakit bercak daun bersudut
-             Penyebab           :  Bakteri Pseudomonas lachrymans carsner
-             Gejala             : Daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kuning dan bersudut-sudut karena dibatasi tulang-tulang daun dan pada buah akan menimbulkan busuk buah.
-   Pengendalian :  Dengan melakukan pergiliran tanaman serta di Semprot dengan mengggunakan Bactocyn 150 AL dengan dosis 1 botol/hektar dalam satu kali penyemprotan.

c)     Penyakit busuk buah
-             Penyebab           : Cendawan Rhizopus Sp
-             Gejala               : Terdapat bercak kebasah-basahan, lunak pada kulit buah, kemudian membesar dan mengendap serta di tumbuhi jamur sehingga buah mudah pecah.
-             Pengendalian      : Pengendalian secara kultur teknis dengan menghindari luka mekanis pada buah sewaktu dikebun maupun saat panen. Selepas panen,penanganan hasil berikutnya dilakukan secara hati-hati agar buah mentimun tidak memar, rusak atau luka-luka dan simpan dalam wadah yang bersih. Pengendalian secara kimia disemprot dengan Bactocyn 150 AL.

d)    Penyakit busuk daun (Downy mildew)
-             Penyebab           : Cendawan Pseudoperonospora
-             Gejala              : Pada daun terdapat bercak-bercak kuning bersudut. Bila keadaan cuaca lembab, pada sisi bawah bercak terdapat jamur seperti bulu yang berwarna keungu-unguan. Warna daun yang diserang akan berubah menjadi coklat membusuk.
-             Pengendalian      : Memperbaiki draenase tanah, mengurangi kelembaban kebun dengan cara memperbaiki jarak tanam, dan  secara kimia disemprot dengan Sinon 70 WP (1 bks = 1kg) dosis 0,5 kg/hektar dalam satu kali penyemprotan.   


2.    Penanganan Panen dan Pasca Panen
1)    Panen
Panen buah mentimun dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya dilakukan setiap hari secara berturut-turut sebayak 33 kali pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik langsung dan tangkainya secara manual menggunakan tangan. Ciri-ciri buah mentimun yang siap di panen adalah buah berwarna hijau muda cerah, bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran sedang.

2)    Pasca Panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan di tempat yang sejuk, agar buah mentimun tetap segar.
Kegiatan pasca panen buah mentimun meliputi :
a.     Buah hasil panen dikumpulkan
b.     Penimbangan
c.     Buah siap di jual pada pembeli (pengumpul dan pengecer)















BAB 3
KESIMPULAN
            Buah mentimun mempunyai nilai gizi yang tidak kalah dengan buah lain seperti kalsium, kalium, fosfor, besi dan vitamin A, B, C. Buah mentimun dapat dikonsumsi sebagai buah maupun sayur. Dalam bentuk buah dapat langsung dikonsumsi dalam bentuk segar. Sedangkan dalam bentuk sayur dapat berupa salad, lalapan, acar, dan lain sebagainya. Budidaya buah mentimun sebagian besar sama dengan tanaman lain, bahkan lebih mudah. Buah mentimun sudah dapat dipanen pada 35 hari setelah tanam dan selanjutnya dapat dipanen setiap hari selama 33 kali. Sehingga tanaman buah mentimun yang mempunyai banyak manfaat tersebut sangat mudah dibudidayakan di Indonesia.



















DAFTAR PUSTAKA

Astawan M. 2008. Manfaat mentimun, tomat dan teh. Gaya Hidup Sehat 19-25
                            September 2008: 31 (kolom 2).

Rubatzky VE, Yamaguchi M. 1999. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi, dan Gizi Jilid
                                                         3. Diterjemahkan oleh Catur Herison. Bandung: ITB.

Rukmana R. 1994. Budidaya Mentimun. Yogyakarta: Kanisius.

Sumpena U. 2001. Budi Daya Mentimun Intensif, dengan Mulsa, Secara Tumpang
                              Gilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

 [Warintek] Warung Informasi Teknologi. 2007. Mentimun. http://warintek.progressio.or.id/     [25 Juni 2007].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar