MAKALAH TBT BUAH
BUDIDAYA TANAMAN MENTIMUN
(Cucumis sativus L.)
Oleh
:
Kelas
A
Mashfufatul Zulaikha (1410401031)
Ulfi Setyaningrum (1410401047)
Muhammad Cahyo Purnomo (1410401071)
Siti Hadiyanti Arifah (1410401037)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
Mentimun
(Cucumis sativus Linn.) merupakan salah satu sayuran buah yang banyak
dikonsumsi masyarakat Indonesia dalam bentuk segar. Selain dimanfaatkan dalam
bentuk buah segar yaitu sebagai lalap, asinan, acar dan salad, mentimun juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan indusrti (kosmetika dan obatobatan) (Sumpena,
2001). Menurut Astawan, (2008) pada mentimun terdapatsenyawa kukurbitasin, yang
memiliki aktifitas antitumor, selain itu dalam biji mentimun terdapat senyawa Conjugated
Linoleic Acid (CLA) yang bersifat sebagai antioksidan yang dapat mencegah
kerusakan tubuh akibat radikal bebas.
Produksi
mentimun Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 – 4,8 ton/ha, padahal
potensinya dapat mencapai 20 ton/ha terutama jika menanam varietas hibrida.
Varietas hibrida dapat menghasilkan produksi buah yang lebih tinggi daripada
varietas lokal karena pertumbuhan mentimun hibrida bersifat seragam, relatif
tahan terhadap penyakit terutama virus, dan produksinya hingga diatas 2 kg per
pohon. Namun produksi mentimun hibrida hanya maksimal jika ditanam di lahan
pada ketinggian 1.000-1.200 meter dpl (Rukmana, 1994).
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Mentimun
(Cucumis sativus Linn.)
Mentimum
adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampirsetiap negara.
Tanaman ini berasal dari Himalaya di Asia Utara. Saat ini, budidayamentimum
sudah meluas ke seluruh dunia baik daerah tropis atau subtropis. DiIndonesia
mentimun memiliki berbagai nama daerah seperti timun (Jawa), bonteng(Jawa
Barat), temon atau antemon (Madura), ktimun atau antimun
(Bali), hantimun(Lampung) dan timon (Aceh) (Rukmana 1994).
Klasifikasi
botani tanaman mentimun adalah sebagai berikut:
Divisi :
Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Cucurbitales
Famili :
Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis
sativus L.
Mentimun
merupakan tanaman setahun yang tumbuh menjalar, dengan sistem perakaran
dangkal. Batang tanaman mentimun memiliki panjang 1-3 m dengan suluryang tidak
bercabang. Daun bulat segitiga, agak berbentuk jantung, lebar 7-25 cm
danpermukaan kasar karena adanya rambut-rambut di permukaan daun, panjang
tangkaidaun 5-15 cm. Bunga berwarna kuning berbentuk lonceng (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1999).
Menurut
data dari Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikutura pada tahun 1991,
luas areal panen mentimum nasional 55.792 ha dengan produksi 268.201ton. Pada
tahun 1994 luas panen menurun menjadi 53.438 ha dengan pengingkatan produksi
menjadi 280.934 ton. Sedangkan pada tahun 1999 luas panen menurunmenjadi 52.787
ha, namun produksi mengalami peningkatan menjadi 489.490 tonSebagian besar
produksi mentimun di Indonesia diproduksi di Pulau Jawa yaitusebesar 65.57%,
beberapa daerah lain yang juga menjadi sentra penanaman mentimun adalah Aceh
dan Bengkulu (Sumpena, 2001).
Mentimun
mengandung mineral-mineral yang penting bagi tubuh seperti kalsium, fosfor,
kalium dan besi. Selain itu juga mengandung vitamin A, B dan C.Mentimun muda
dijadikan sayuran mentah atau bahan makanan yang diawetkan seperti acar. Buah
mentimum dimanfaatkan untuk perawatan kecantikan dan untuk pengobatan
tradisional untuk memperlancar buang air kecil dan menurunkan tekanan darah
tinggi (Warintek, 2007).
Menurut
Astawan (2008) mentimun memiliki senyawa kukurbitasin, senyawa yang memiliki
aktifitas anti tumor, selain itu dalam biji mentimun juga terdapat senyawa Conjugated
Linoleic Acid (CLA) yang bersifat sebagai antioksidan untuk mencegah
kerusakan tubuh akibat radikal bebas. Mentimun juga mengandung asam malonat
yang berfungsi menekan gula darah agar tidak berubah menjadi lemak, baik untuk
menurunkan berat badan.
B. Teknik Budidaya Tanaman
Mentimun
1) Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman mentimun adalah seluas
20.000 m2 (2 Ha). Dengan tempat yang stategis dan akses air
yang mudah. Tujuan penyiapan lahan adalah untuk memudahkan dalam pengolahan
tanah. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membersihkan terlebih dahulu
lahan yang akan digunakan dari rumput-rumput liar dan sisa-sisa tanaman tidak
berguna agar tidak menjadi sarang penyakit.
2) Pengolahan tanah dan Pembuatan Guludan
Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah dengan cara di cangkul
sedalam 30 cm, dengan menggunakan Tenaga Kerja Manusia. Tanah yang diolah
terlebih akan memudahkan akar masuk ke dalam permukaan tanah sehingga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Bersamaan dengan waktu pengolahan tanah dilakukan pembuatan guludan dengan
ukuran lebar 60 cm, panjang 30 m, tinggi 30 cm dan lebar parit adalah 80 cm.
Setelah terbentuk guludan taburkan pupuk dasar Phonska 500 kg/Ha diatas guludan
secara merata. Kemudian tutup pupuk tersebut dengan cara membalikan tanah
sambil di gembur-gemburkan lalu guludan dirapihkan kembali.
3) Pembuatan jarak tanam dan Lubang tanam
Setelah pengolahan
lahan selesai dilakukan tahap selanjutnya yaitu pembuatan jarak tanam ukuran 30
cm x 140 cm (jarak dalam barisan x jarak antar guludan) dan lubang tanam dengan
cara ditugal sedalam 3 – 5 cm.
4) Penyiapan benih
Benih mentimun disiapkan sebelum penanaman. Benih mentimun (Cucumis
sativus L) yang digunakan merupakan benih yang baik.
Ciri – ciri benih yang baik :
a. Benih murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran
b. Besar biji seragam dan bernas
c. Daya kecambah tinggi > 85%
d. Resisten terhadap suatu hama dan penyakit
Benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m2 (2 Ha) ± 80
bungkus dengan isi per bungkusnya 800 biji.
5) Penanaman
Penanaman mentimun
dilakukan pada pagi hari dengan sistem Tabela (Tanam Benih Langsung) di lahan
pertanaman. Setelah menentukan jarak tanam dan di buat lubang tanam, segera
tanamkan benih mentimun ke dalam lubang tanam dengan jumlah 2 biji/lubang
tanam, namun hanya 1 bibit tanaman yang dipelihara karena bibit yang satu
digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan tanaman (penyulaman). Kemudian
tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompos dengan dosis
500 kg/Ha hingga hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK
Mutiara dengan dosis 25 kg/Ha. Lalu siram tanah dengan air hingga cukup basah.
6) Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan penulis pada tanaman mentimun meliputi
kegiatan :
a. Penyiraman/Pengairan
b. Penyulaman
c. Pembumbunan
d. Pemupukan susulan
e. Pemasangan turus
f. Pengikatan sulur tanaman
g. Pengendalian gulma (penyiangan)
h. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Penyiraman/Pengairan
Penyiraman pada tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara
di embrat dan di leb. Pengairan dengan cara di embrat dilakukan rutin 2 kali
sehari (pagi dan sore) terutama pada fase awal pertumbuhan yaitu mulai saat
setelah penanaman sampai berumur ± 10 hst, agar kebutuhan airnya mencukupi, dan
agar tanamannya tumbuh segar dan bersih.
Sedangkan pengairan berikutnya dilakukan dengan cara di leb yaitu dengan
menggenangkan air ke parit-parit hingga cukup membasahi guludan dan rutin
dilakukan 2 hari sekali sampai saat panen, agar kebutuhan air tanah tetap
memadai. Karena jika pada fase pembungaan dan pembuahan kekurangan air akan
menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok).
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 5 – 7 hst atau seawal mungkin, dengan cara
mencabut bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang
sehat dan bagus. Tujuannya agar selang waktu pertumbuhan tanamaman sulaman
dengan tanaman terdahulu tidak terlalu jauh sehingga tanaman tampak seragam,
dan juga untuk mempertahankan populasi tanaman perluas lahan.
c. Pembumbunan
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur ±9 hst, dengan cara
menambahkan tanah lumpur pada lubang tanam hingga menutupi akar tanaman. Tujuan
pembumbunan yaitu agar tanaman mentimun tidak mudah rebah saat terkena angin
kencang, serta perakarannya kuat.
d. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan
tanaman, dengan melihat pertumbuhan tanaman baik vegetatif maupun
generatif. Pemupukan susulan mentimun dilakukan 4 kali secara
bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk
phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara 25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha.
Setelah tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1
ember air (20 liter air).Pemupukan susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst,
serta pada umur 32 hst dan 42 hst yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan,
namun pada fase ini di beri tambahan pupuk supracal dengan dosis 20 kg/ha,
nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha, karena untuk merangsang pembuahan
serta buah yang di hasilkan bagus.
e. Pemasangan turus
Pemasangan turus lanjaran dilakukan untuk proses perambatan tanaman yaitu
pada saat tanaman berumur ±15 hst, dengan cara menancapkan turus di sebelah
kanan dan kiri lubang tanam, lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi
turus berbentuk segitiga. Kegunaan turus bagi tanaman yaitu sebagai media untuk
merambatnya tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai tempat penopang buah
yang letaknya bergelantungan.
f. Pengikatan sulur tanaman
Pengikatan sulur tanaman dilakukan dengan cara mengikatkan sulur tanaman
pada turus menggunakan alang-alang. Kegiatan ini dimaksudkan agar perambatan
sulur tanaman mntimun teratur mengikuti jalur turus sehingga memudahkan
pemeliharaan selanjutnya.
g. Pengendalian gulma (penyiangan)
Setelah tanaman berumur ±18 hst dilakukan pengendalian gulma dengan cara
rumput-rumput disabit lalu rumput sisa sabitan ditutup dengan tanah lumpur hingga
menutupi tanah guludan. Tujuannya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma
sehingga mengurangi persaingan untuk mendapatkan unsur hara, serta agar tumbuh
akar-akar baru pada tanaman mentimun.
h. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
a) Oteng-oteng (Aulocophora similer Oliver)
- Ciri-ciri :
Berapa kumbang daun kecil yang panjangnya ±1 cm,bersayap warna
kuning polos dan mengkilap.
- Gejala :
Merusak dan memakan daging daun, sehinggadaun bolong-bolong dan pada serangan
berat daun akan tinggal tulang daunnya saja.
- Pengendalian :
Dengan melakukan pergiliran tanaman. Waktu tanam yang
serempak (bersama) dan disemprot dengan insektisida seperti Confidor 50 WP
dosis 2 bungkus/hektar (1 bks = 100gr) dalam satu kali penyemprotan.
b) Ulat grayak (Spodoptera litura)
- Ciri -
ciri : Ulat muda hijau kehitam-hitaman
dengan garis hitam melintang di bagian kepala, ulat dewasa berwarna lebih
kehitaman dengan garis membujur berwarna kuning di sepanjang tubuh di bagian
samping disertai bintik hitam.
- Gejala :
serangan ringan mengakibatkan daun-daunberlubangbekas gigitan ulat, sedangkan
serangan beratdapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul.
- Pengendalian :Sanitasi
lahan, melakukan rotasi tanaman serta di semprot dengan menggunakan Atabron 50
EC dosis 1 botol/hektar (1 btl = 200 ml) dalam satu kali
penyemprotan.
c) Tikus (Rattus-rattus Sp)
- Ciri -
ciri :
panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270mm - 370mm. Memakan segala
jenis tanaman baik yanglahan pertanaman maupun yang di gudang, Aktif pada malam
hari, Warna badan kelabu gelap, sedang bagiandada dan perutnya berwarna
keputih-putihan.
- Gejala :
terdapat bekas gigitan tikus pada buah yang diserang.
- Pencegahan :
dengan memasang plastik hama disekeliling lahan pertanaman.
- Pengendalian :
dengan cara sanitasi lahan,dan disemprot dengan Koping plus dengan dosis 3
bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.
Penyakit
a) Penyakit tepung (Powdery mildew)
- Penyebab :
Cendawan Erysiphe cichoracearum DC
- Gejala :
Pada daun dan batang tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung. Kemudian
berubah menjadi warna kuning akhirnya kering dan mati.
- Pengendalian : Secara
kultur teknis menanam benih yang resisten dan mencabut tanaman yang terserang
cukup parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan Winggran dengan dosis 3
bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan.
b) Penyakit bercak daun bersudut
- Penyebab : Bakteri Pseudomonas
lachrymans carsner
- Gejala :
Daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kuning dan bersudut-sudut karena
dibatasi tulang-tulang daun dan pada buah akan menimbulkan busuk buah.
- Pengendalian : Dengan melakukan
pergiliran tanaman serta di Semprot dengan mengggunakan Bactocyn 150 AL dengan
dosis 1 botol/hektar dalam satu kali penyemprotan.
c) Penyakit busuk buah
- Penyebab :
Cendawan Rhizopus Sp
- Gejala :
Terdapat bercak kebasah-basahan, lunak pada kulit buah, kemudian membesar dan
mengendap serta di tumbuhi jamur sehingga buah mudah pecah.
- Pengendalian :
Pengendalian secara kultur teknis dengan menghindari luka mekanis pada buah
sewaktu dikebun maupun saat panen. Selepas panen,penanganan hasil berikutnya
dilakukan secara hati-hati agar buah mentimun tidak memar, rusak atau luka-luka
dan simpan dalam wadah yang bersih. Pengendalian secara kimia disemprot dengan
Bactocyn 150 AL.
d) Penyakit busuk daun (Downy mildew)
- Penyebab :
Cendawan Pseudoperonospora
- Gejala :
Pada daun terdapat bercak-bercak kuning bersudut. Bila keadaan cuaca lembab,
pada sisi bawah bercak terdapat jamur seperti bulu yang berwarna keungu-unguan.
Warna daun yang diserang akan berubah menjadi coklat membusuk.
- Pengendalian :
Memperbaiki draenase tanah, mengurangi kelembaban kebun dengan cara memperbaiki
jarak tanam, dan secara kimia disemprot dengan Sinon 70 WP (1 bks =
1kg) dosis 0,5 kg/hektar dalam satu kali penyemprotan.
2. Penanganan Panen dan Pasca Panen
2. Penanganan Panen dan Pasca Panen
1) Panen
Panen buah mentimun dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya
dilakukan setiap hari secara berturut-turut sebayak 33 kali pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik langsung dan tangkainya secara manual
menggunakan tangan. Ciri-ciri buah mentimun yang siap di panen adalah buah
berwarna hijau muda cerah, bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran
sedang.
2) Pasca Panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan
di tempat yang sejuk, agar buah mentimun tetap segar.
Kegiatan pasca panen buah mentimun meliputi :
a. Buah hasil panen dikumpulkan
b. Penimbangan
c. Buah siap di jual pada pembeli (pengumpul dan pengecer)
BAB
3
KESIMPULAN
Buah mentimun mempunyai nilai gizi yang tidak kalah
dengan buah lain seperti kalsium, kalium, fosfor, besi dan vitamin A, B, C. Buah
mentimun dapat dikonsumsi sebagai buah maupun sayur. Dalam bentuk buah dapat
langsung dikonsumsi dalam bentuk segar. Sedangkan dalam bentuk sayur dapat
berupa salad, lalapan, acar, dan lain sebagainya. Budidaya buah mentimun
sebagian besar sama dengan tanaman lain, bahkan lebih mudah. Buah mentimun
sudah dapat dipanen pada 35 hari setelah tanam dan selanjutnya dapat dipanen setiap
hari selama 33 kali. Sehingga tanaman buah mentimun yang mempunyai banyak
manfaat tersebut sangat mudah dibudidayakan di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Astawan M. 2008. Manfaat
mentimun, tomat dan teh. Gaya Hidup Sehat 19-25
September 2008: 31
(kolom 2).
Rubatzky VE, Yamaguchi M. 1999. Sayuran
Dunia: Prinsip, Produksi, dan Gizi Jilid
3.
Diterjemahkan oleh Catur Herison. Bandung: ITB.
Rukmana R. 1994. Budidaya
Mentimun. Yogyakarta: Kanisius.
Sumpena U. 2001. Budi Daya
Mentimun Intensif, dengan Mulsa, Secara Tumpang
Gilir. Jakarta: Penebar
Swadaya.
[Warintek] Warung Informasi Teknologi. 2007. Mentimun.
http://warintek.progressio.or.id/ [25
Juni 2007].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar